Selasa, 28 September 2010

nama sebatang cokelat


cokelat itu masih tergeletak begitu saja di atas mejaku.
entah serupa apa, cokelat ini mengingatkanku pada sesuatu. tapi entah serupa apa.
entah kenangan apa yang tersimpan di balik bayangan yang tiba-tiba saja memenuhi kepalaku tentang bungkus cokelat yang bermerk sama dengan cokelat yang di atas mejaku ini.
entah apa di balik gambar laki-laki berkaus biru tua yang berjalan bersisian denganku di sebuah tangga. gambar yang menyeruak ke ingatanku, hasil tenunan dari nama cokelat ini. dan gambar itu berusia lebih dari sepuluh tahun. waktu aku masih akrab dengan seragam putih abu-abu dengan rambut yang panjang hingga ke paha yang selalu kuikat ekor kuda.
satu-satunya yang kuingat dari cokelat ini adalah, dulu, pembungkusnya terbuat dari bahan yang berbeda. dan baru ada satu rasa. sementara yang tergeletak di depanku, adalah rasa yang berbeda dengan rasa cokelat yang berputar-putar nyasar di kepalaku. tapi semua perbedaan ini tidak membuat gambar yang hidup dari kenangan itu menjauh. justru bertambah kuat. aku tidak mampu mengingat...tidak menemukan utuhnya.
cuma serpih-serpih yang sebentar kemudian lumer di lidahku, menjadi kesedihan... tidak juga menemukan di batas mana cokelat itu menghubungkan aku dengan rasa sedih yang menguar nanar.apakah karena kulit cokelat laki-laki itu? tidak. tidak seharusnya warna hasil bakaran matahari itu membuatku sedih.
karena kaus biru tuanya? seharusnya tidak membuatku sedih juga sekalipun kadang itu menjadi perlambang kedukaan bagi sebagian orang.
karena mata kecilnya yang menari setiap kali tertawa? mungkin....
karena rasa sukanya padaku yang kuabaikan begitu saja dalam tawa2 meriah? mungkin....
lalu dimana seharusnya cokelat ini berada?di tanganku? di genggamnya? atau di etalase toko yang kami lewati waktu itu?
ah, cokelat ini membingungkan. kalau setiap nama punya jiwa, mengapa nama cokelat ini seperti membuatku kehilangan indera sementara jiwanya mengetukku dengan sangar dalam gambar?

nama cokelatnya: beng-beng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar