Selasa, 28 September 2010

Lana...

how long have i been in this storm
overwhelmed by the ocean
shapeless form
water is getting harder to thread
with this waves crashing over my head
if i could just see you, everything will be allright
if i'd see you,this darkness will turn to light
and i will walk on water
and u will catch me if i fall
and i will get lost into ur eyes
i know everything will be allright
i know everything is allright
(Storm-Lifehouse)


03 Maret 2009
Lana, apa kabarmu di sana?
lagu ini masih saja berputar-putar di kepalaku. entahlah, aku tiba-tiba saja seperti hanya mengenal lagu ini sejak kamu pergi dan tidak lagi bicara tentang bagaimana aku harus berlaku.
hujankah disana, Lana? Disini hujan. sangat lebat.

14 Maret 2009
Lana, apa kabarmu? Apa yang tengah kamu lakukan?
Saat ini aku tengah memandang dua orang yang sedang berbincang. persis seperti yang sering kita lakukan dulu. mungkin kamu akan bertanya mengapa justru dua orang ini yang aku perhatikan. mengapa bukan pasangan lain....tapi kalau kukatakan bahwa si perempuan adalah seorang gadis berkulit terang, memiliki rambut pendek dengan pakaiannya yang begitu biasa, yaitu celana panjang hitam, kemeja kerja bercorak hitam, putih, cokelat, atau abu-abu, aku percaya kamu akan mengerti alasanku.
Iya Lana...gadis itu senantiasa mengingatkanku padamu. semua yg ada di dirinya adalah kesukaanmu. rambut pendek serta pakaiannya adalah kesukaanmu....dan semua yang ada di dirimu adalah kesukaanku....

26 Maret 2009
Lana, masih ingat ceritaku tentang gadis yang selalu mengingatkanku padamu?
Gadis itu adalah staff baru di kantorku. dia ceria. paling tidak itulah kesan pertama yang aku tangkap. dia ramah, manis. sepertinya enak untuk diajak berbincang. tapi tidak kulakukan. sedang tidak ingin berbincang dengan siapapun yang mirip kamu. untuk apa berbincang, kalau dengan melihatnya saja, sudah cukup membuatku makin terbenam dalam perasaan rindu yang tidak menentu ini. membuat mimpiku tentangmu kembali datang di malam hari.
Lana, laki-laki yang dulu kuperhatikan berbincang dengannya, sangat sering mendatangi mejanya. mereka berbincang, Lana. seringkali berbincang. mereka tertawa. seringkali tertawa. hal yang biasa kita lakukan bersama. dulu. bahagia. seperti yang kita rasakan dulu.

10 April 2009
Lana, kedua orang itu membuatku miris lagi.
mereka pergi makan siang bersama. Mengingatkanku padamu lagi. Pada saat saat awal aku mengenalmu, aku terbiasa mencari alasan untuk mendekatimu. Tak berapa lama, aku sudah terbiasa tau menu makan siangmu. Dan aku terbiasa memasrahkan menu makan siangku atas pilihanmu. Kalau diingat-ingat, apa saja yang kita perbincangkan saat makan siang?
Seingatku, banyak. banyak sekali. tentang kemarahanku pada sesuatu. tentang ketidaksukaanku pada sesuatu. tentang kesukaanku pada sesuatu. tentang kecintaan kita pada sesuatu. semua, hampir semua....
Dan selebihnya? Aku tidak peduli. Karena aku sebenarnya hanya ingin bersamamu. Makan siang hanya alasanku untuk bersamamu. Aku hanya mau melihatmu makan sambil tidak berhenti bicara. Atau merasakan kedalaman matamu ketika mendengarkanku bicara. Banyak waktu dimana kamu biasanya diam, menungguku selesai bicara, lalu bicara pelan-pelan padaku, mengatakan bagaimana aku baiknya berlaku. lalu menyentuh punggung tanganku. Kalau sudah begitu, yang ingin aku lakukan adalah memelukmu. mengakui apapun yang aku rasakan terhadapmu waktu itu. tapi, akan aneh kalau aku memelukmu di tempat kita biasa makan siang itu. jadi, aku hanya berdoa semoga arloji kita rusak dan kita terlambat kembali ke kantor. haha...sesuatu yang tidak pernah terjadi kan?
Saat ini, melihat mereka berdua dan mengingat kita berdua, aku jadi ingin tau, apa menu makan siangmu hari ini?

24 April 2009
Sudah lewat 20 menit dari pukul 5 sore. Aku sudah di mobil. Waktunya pulang, Lana....
SEperti biasa,selalu saja aku rindu dengan kehadiranmu di sini. Di sampingku. Di mobil tua ini. Aku tiba-tiba ingin kehilangan arah lagi. Ingin terjebak kemacetan Jakarta lagi. Asalkan kamu ada di sampingku. Asalkan kamu bersedia mendaratkan satu ciuman lagi di pipiku...memelukku sekali lagi...

30 April 2009
Lana, apa kabarmu?
Marahkah kamu kalau kukatakan aku sempat melihatmu siang itu? Tengah menyeberangi jalanan di depanku. Masih tetap cantik. Dan...begitu ceria seperti biasa...Kutekan kuat keinginanku memanggilmu. Karena kutau, setelahnya, aku tidak akan mampu menahan hatiku untuk mengejar dan memelukmu. Dan semua akan semakin buruk saja....

12 Mei 2009
Lana, lagu itu berputar-putar lagi di kepalaku.  Entahlah, sepertinya hanya lagu itu yang dikenali oleh kepalaku sejak kamu pergi dan tidak lagi bicara tentang bagaimana aku harus berlaku....
Apa yang harus kulakukan Lana, saat rinduku padamu benar-benar membuatku tak bisa beranjak kemanapun... kecuali ke kantor dan ke ruangan ini. ruangan dimana satu-satunya kenangan tentangmu akan selalu hidup. ruangan tempat anak laki-laki kita tertidur. sangat lelap. dan tersenyum. apakah kamu mendatangi mimpinya malam ini? aku berharap kamu mau menyelinap keluar dari surga selama beberapa jam setiap malam untuk menemani tidurnya....

12 Mei 2008
Lana, anak kita sangat mirip denganmu. Bagaimana caraku mengatakan padanya bahwa hari ini, saat ia berumur sehari, Ibunya sedang ada dalam peti yang akan membawanya ke surga?

sambil dengerin Storm dari Lifehouse

Tidak ada komentar:

Posting Komentar