Rabu, 06 Oktober 2010

DUA LAKI-LAKI DI KESEHARIANKU


Aku terbiasa berangkat jam 7.30 dari tempat aku tinggal dua bulan terakhir ini. Seperti biasa, ketika aku sudah keluar beberapa langkah dari gerbang, sudah ada yang menungguku. Dia, laki2 yang sebenarnya tidak aku tau siapa namanya. Setelah beberapa kali kami berjalan bersama, setelah satu atau dua kalimat pertanyaan setiap paginya,  kami sempat mengenalkan nama masing-masing, tapi namanya sama sekali tidak tersimpan di otakku. kuakui, aku payah dalam urusan mengingat nama.

Laki-laki itu, tiap pagi akan menunggu dan berjalan bersamaku sampai depan pintu gerbang kantorku. Begitu seterusnya tiap pagi. Sempat juga meminta nomor ponselku. Tapi aku katakan belum saatnya dia tau. Yah…mungkin sebenarnya maksudku adalah "tidak, aku tidak akan memberimu angka2 itu". Well, aku pikir itu cukup bijak daripada aku akan merasa terganggu nantinya. Mungkin dia akan menyebutku sombong atau segudang penilaian lain, tapi aku hanya mencoba menyelamatkan waktuku, malamku, jam-jam istirahatku.... Sudah cukup banyak yang mengganggu pikiranku pada jam-jam itu, dan aku sedang tidak memerlukan gangguan tambahan. Untuk itu, aku harus mulai membuat jeda. Toh juga kami akan tetap bisa berteman tanpa keterlibatan ponsel ku kan?
Pssstt....sudah tiga hari ini dia bertanya "hari ini sudah waktunya?"
aku selalu menjawab "Haha...tidak". Kemudian aku akan melambaikan tangan dan bergegas meninggalkan.

Sesampai di kantor, sudah ada laki-laki kedua yang menungguku. Bertanya...
"Sudah sarapan?"
"Kenapa tidak sarapan?"
"Tapi kamu sebaiknya sarapan”.

Dan lebih sering kujawab….
“Belum”.
“Sedang tidak ingin”.
“Aku tau”.

Jam makan siang, dia akan bertanya "Kamu ga  makan?"
Atau kalimat ini "Ayo makan, nanti kamu sakit. Sekalipun kamu tetap cantik dengan muka pucatmu, aku tetap saja tidak suka kalau kamu sakit… "

Hoho…selalu ada sinterklas si baik hati…. 
Dan di sela sela kesibukanku, akan muncul pesan "Hai hai hai……kamu apa kabar sampai jam ini? Aku kangen belum menyapa kamu sejak pagi."
Atau ini…
"Hai hai hai....aku akan berjalan ke arahmu. Aku ingin melihatmu."
Selalu dengan tiga “Hai”. Jadi dari belahan komputer manapun dia mengirimkan pesan, aku akan tau itu dia.

Satu pertanyaan "Apakah aku akan merindukan rutinitas yang mereka tambahkan ke keseharianku kalau suatu saat mereka tidak lagi melakukannya? Ataukah aku akan bersyukur?" Aku cuma berharap, aku tidak akan merindu dan tidak akan bersyukur...

Lebih seperti pergantian hari..selalu ada yang baru, yang tak perlu ditunggu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar